buken at TMII

buken at TMII
atuuunnn, femmy, aniiita, gw, adistaaa

Laman

Senin, 14 Desember 2009

Inseminasi Buatan

makalah tugas study tour waktu kelas 2 di SMA N 39 Jakarta



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ditinjau dari banyaknya pengimporan ternak unggul yang ada di negara kita dapat disimpulkan bahwa hal tersebut dipicu dari kurangnya tenaga ahli dalam bidang tersebut, dan juga kurangnya lapangan kerja yang ada. Dengan adanya Balai Inseminasi Buatan (BIB) ini berarti membantu negara meringankan dalam hal pengimporan ternak unggul. Disamping itu juga Balai Inseminasi Buatan (BIB) juga memproduksi semen beku, benih unggul, ternak unggul yang dapat di kirim ke daerah-daerah lain untuk proses Inseminasi Buatan pada sapi jantan. Selain itu juga Balai ini memberikan pendapatan untuk negara.
umtuk lebih memahami dan mengenal lebih dalam lagi tentang Balai ini maka makalah ini disusun agar dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

1.2 Penjelasan tentang Inseminasi Buatan


Teknologi modern pada zaman sekarang telah mampu mengatasi masalah kemandulan (bagi manusia) dan menghasilkan bibit-bibit unggul (bagi hewan yang dapat menguntungkan manusia), khususnya dalam bidang bioteknologi. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan melalui inseminasi buatan.
Dari hasil kemajuan bioteknologi tersbut, sekarang telah tersedia inseminasi buatan, fertilisasi atau pembuatan in vitro dan rahim kontrak. Kemajuan bioteknologi tersebut apabila diterapkan pada dunia hewan, maka akan mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi manusia. Namun, jika kemajuan bioteknologi diaplikasikan pada manusia, maka akan menghasilkan dampak yang positif dan dampak yang negatif. Dampak positif dapat diambil dari orang-orang yang telah menikah, tetapi tidak bisa mempunyai anak, maka agar keinginan untuk mempunyai anak dapat terwujud, maka dapat dilakukan dengan melalui bayi tabung atau rahim kontrak. Sedangkan dampak negatifnya yaitu dapat menimbulkan kekacauan dalam sistem keturunan manusia.
Maka sejak tahun 1956 dewan gereja di Roma telah mengutuk kegiatan tersebut dengan alasan bahwa inseminasi buatan dapat memisahkan tindakan prokreasi (kasih sayang terhadap anak, dan anak adalah karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi) dan persatuan cinta. Alasan lainnya yaitu kegiatan inseminasi melibatkan tindakan masturbasi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan sperma.
Sampai sekarang mayoritas para teolog moral masih berpegang pada sikap mengutuk terhadap kegiatan inseminasi buatan yang diterapkan pada manusia. Bagaimanapun juga pewaris sifat genetis yang terjadi pada anak melibatkan pihak ketiga bagi pasangan dalam perkawinan. Hal tersebut akan menimbulkan “celaan biologis” serta menyangkut psikologis anak itu sendiri dalam lingkungan sosialnya.
Kenyataannya sekarang, banyak para ahli psikologi yang masih berusaha keras untuk mewujudkan atau mengaplikasikan inseminasi buatan pada manusia. Namun, bagi pasangan suami istri yang akan melaksanakan inseminasi buatan dapat dilakukan atas dasar keputusan bersama guna mewujudkan pernikahan yang harmonis dan bahagia.


1.3 Rumusan Masalah


1. Sejarah singkat Balai Inseminasi Buatan Bandung
2. Fungsi Balai Inseminasi Buatan
3. Pengertian Balai Inseminasi BUatan
4. Tahap cara memproduksi Semen Beku
5. Jenis sapi di Indonesia yang dapat dijadikan pejantan untuk inseminasi buatan
6. Jenis-jenis sapi yang di miliki Balai INseminasi Buatan (BIB)


BAB 2. PEMBAHASAN


2.1 Sejarah Singkat



Balai Inseminasi Buatan (BIB) didirikan pada tanggal 3 April 1976 oleh Prof. Dr. Ir. Toyib Hadiwijaya. Balai Inseminasi Buatan (BIB) merupakan balai pertama di Indonesia yang memproduksi semen beku ternak besar seperti sapi perah dan sapi potong. Tetapi tidak hanya itu saja balai ini juga memproduksi inseminasi buatan pada sapi, tidak hanya pada sapi saja yang ada di balai ini tetapi ada juga kambing dan kerbau.
Balai Inseminasi Buatan (BIB) telah memproduksi semen beku lebih dari 2.000.000 dosis. Sebagai balai pertama yang didirikan di Indonesia. Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang ada di Lembang yang luas lahannya sekitar 10 hektar yaitu 6 hektar untuk perumahan dan 4 hektar untuk perkebunan.
Selain Balai Inseminasi yang ada di Lembang ada juga Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang ada di Singosari, tetapi Balai Inseminasi Buatan (BIB) di Lembang merupakan balai tertua di Indonesia.



2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Balai Inseminasi Buatan

Tugas Pokok BIB
Melaksanakan produksi dan pemasaran semen beku ternak unggul serta pengembangan inseminasi buatan.

Fungsi BIB
1. Pemeliharaan ternak unggul
2. Pengujian keturunan dan felilisasi pejantan unggul
3. Produksi dan penyimpangaan semen beku
4. Pencatatan dan pemanfaatan semen beku serta pengawasan mutu semen
5. Pengembangan teknik produksi semen beku benih unggul
6. Pemberian saran teknik produksi semen beku benih unggul
7. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan ternak dan semen beku
8. Pemberian informasi dan dokumentasi hasil kegiatan Inseminasi Buatan
9. Distribusi dan pemasaran semen beku unggul
10. Pengujian kesehatan dan diagnosa penyakit ternak
11. Urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

2.3 Pengertian Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke follicle ovarian (intrafollicular), uterus (intrauterine), cervix (intracervical), atau tube fallopian (intratubal) wanita dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami. Teknik modern untuk inseminasi buatan pertama kali dikembangkan untuk industri ternak agar menghasilkan banyak sapi dihamili oleh satu ekor sapi jantan saja supaya produksi susu dapat meningkat.
Penjelasan :
1. Sperma adalah sel yang diproduksi oleh organ kelamin laki-laki dan bertugas membawa informasi genetis laki-laki ke sel telur dalam tubuh wanita
2. Ovarian kantong ( follicle ovarian atau intrafollicular) adalah dasar unit biologi reproduksi wanita dan terdiri dari kira-kira bulat aggregations dari sel ditemukan di indung telur
3. Rahim atau uterus adalah organ reproduksi betina yang utama pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia
4. Cervix adalah bagian yang terletak setelah vagina dan sebelum rahim.
Kopulasi adalah perkawinan tetapi tidak menggunakan alat kelamin (tidak ada kontak organ seks) melainkan hanya saling melekatkan tubuh untuk saling memberikan sel sperma, misalnya pada cacing tanah (yang bersifat hermafrodite)



2.4 Cara Mereproduksi Semen Beku

Reproduksi semen beku hanya dapat dilakukan di Balai Inseminasi Buatan (BIB). Tahapan-tahapan dalam memproduksi semen beku diantaranya yaitu:
1. Mempersiapkan sapi pejantan yang akan diinseminasi yang umurnya 15 – 18 bulan, tingginya 123 cm dan beratnya minimal 350 kg.




2. Persiapan vagina buatan yang suhunya mencapai 42oC, vagina buatan ini harus licin, karena itu gunakan vaseline agar licin seperti vagina yang asli
3. Penampungan semen sapi pejantan, sapi pejantan dan spai betina disatukan kemudian sapi-sapi itu akan melakukan fisin (pemanasan sebelum kawin), bila penis jantan telah kelihatan merah, tegang dan kencang, maka penis langsung dimasukan ke vagina buatan.


4. Kemudian sperma dalam vagina buatan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.


Bila sperma berwarna hijau, ada kotoran yang terdorong
Bila sperma berwarna merah, segar, venis teriritasi
Bila sperma berwarna cokelat, venis ada yang luka
Bila sperma berwarna krem susu bening, maka itulah sperma yang bagus
5. Penentuan konsentrasi semen segar
6. Proses pengenceran sperma
7. Proses filing dan sealing, memasukan sperma ke dalam ministrow isi I strow 0,25 CC
8. Proses pembekuan
9. After throwing dan water intubator test

Untuk membuat semen beku yang berkualitas BIB mengorbankan satu ekor sapi sebagai pengganti boneka sapi jika sapi pejantan yang akan diambil spermanya tidak mau menumpangi boneka sapi.





2.5 Jenis-Jenis Sapi di Indonesia

Sapi merupakan salah satu jenis hewan mamalia, yang berkembang biak dengan cara melahirkan. Pada dasarnya reproduksi mamalia sama seperti reproduksi pada manusia, terjadi secara seksual melalui proses fertilisasi.
Di Indonesia ada banyak jenis sapi. Ada sapi yang merupakan sapi lokal dan ada sapi keturunan.

1 Sapi Bali
Sapi Bali merupakan sapi lokal dengan penampilan produksi yang cukup tinggi. Penyebarannya telah menyebar luas di seluruh Indonesia, meskipun masih tetap terkonsentrasi di pulau Bali sampai saat ini kemurnian genetis sapi Bali masih terjaga karena ada undang-undang yang mengatur pembatasan masuknya sapi jenis lain ke pulau Bali.
Asal usul sapi Bali adalah Banteng yang telah mengalami penjinakan selama bertahun-tahun. Proses domestikasi (penjinakan) yang cukup lama diduga penyebab sapi Bali lebih kecil dibandingkan dengan Banteng.
Kemampuan reproduksi sapi Bali merupakan yang terbaik diantara sapi-sapi lokal. Hal ini disebabkan sapi Bali bisa beranak setiap tahun. Sapi Bali mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, sehingga sering disebut ternak perintis.

2 Sapi Ongole
Sapi Ongole merupakan keturunan sapi Zebu dari India. Berwarna dominan putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir di bawah leher dan berpunuk. Sifatnya yang mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat menyebabkan sapi ini mampu tumbuh secara murni di pulau Sumba, sehingga disebut sapi Sumba Ongole (SO). Persilangan antara sapi Jawa asli (madura) dengan sapi Ongole secara grading up menghasilkan sapi yang disebut sapi peranakan Ongole (PO).

3 Sapi Fries Holstein (FH)
Sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk mengahsilkan susu ini diintroduksi dari Belanda. Warnanya belang hitam dan putih dengan ciri khusus segitiga pada bagian dahi. Sapi yang tidak berpunduk ini memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi, sehingga sapi-sapi jantannya sering dipelihara untuk digemukkan dan dijadikan sapi potong. Di beberapa daerah juga dilakukan persilangan antara sapi Jawa asli dengan sapi FH dengan pola grading up dan keturunannya lazim disebut sapi PFH.

4 Sapi Brahman
Sapi Brahman berasal dari India yang merupakan keturunan dari sapi Zebu. Di Amerika sapi ini dikembangkan cukup pesat karena pola pemeliharaan dan sistem perkawinan yang terkontrol, sehingga penampilan beberapa parameter produksinya melebihi penampilan produksi di negara asalnya. Sapi Brahman mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan tahan gigitan caplak. Pertumbuhan sapi Brahman sangat cepat. Hal ini yang menyebabkan sapi ini menjadi primadona sapi potong untuk negara-negara tropis.


5 Sapi Madura
Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara Bos Sandoicus dan Bos Indicus yang tumbuh dan berkembang di Madura. Sapi yang berpunuk ini dikenal dengan sapi jawa asli dengan warna kuning hingga merah bata. Terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Warna hitam terdapat pada telinga dan bulu ekor. Penyebaran sapi Madura telah mengalami erosi genetis, sehingga penampilan produksi yang diukur dari pertambahan berat.


2.6 Jenis-jenis sapi di Balai Inseminasi Buatan (BIB)

Di Balai Inseminasi Buatan ada 7 jenis sapi, yaitu :
1. Sapi hitam di panggung simental
2. Cokelat semua li mosin
3. Hitam putih Vresen Holenstain (VH)
4. Hitam Angus
5. Krem jenis Brahman Denole
6. Kopi susu jerse
7. Ongole krem pipih pantat
Tidak hanya sapi yang diproduksi di Balai Inseminasi Buatan, tetapi juga memproduksi :
Kerbau burah (bule item) bonga Kambing dan domba
Kuda (sekarang tidak dikembangkan lagiMakanan sapi yang ada di BIB diantaranya rumput gajah, rumput Afrika, dan konsentrat (dedak, jagung, tepung, ikan, darah mineral dan tulang). Sapi di BIB tidak boleh terlalu gemuk apabila akan diinseminasi karena genetik sapi harus murni. Selain itu, untuk makanan sapi harus ditambahkan protein sebanyak 24%.

BAB 3. DAFTAR PUSTAKA

3.1 Cara mengumpulkan data

1. Metode observasi
Yaitu proses pengumpulan data melalui kegiatan melihat, mementau dan menganalisa sacara langsung sehingga akan lebih jelas objek yang diamati. Dengan metode ini siswa diharapkan menyertakan foto hasil observasi dalam pembuatan laporan.
2. Metode tertulis wawacara / interview
Yaitu cara pengumpulan data melalui obrolan atau tanya jawab serta bertatap muka secara lengsung. [ Data hasil wawancara harus jelas identitas nara sumber, nama, jabatan, dan tugasnya di BIB ]


3.2 Sumber lain

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Moh Salman, 2003. Biologi Untuk SMA Kelas 1. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Agustini, Dewi. 2002. Bioteknologi. Bandung : PPG Tertulis.
BALAI INSEMINASI BUATAN. Lembang, Bandung.
Supriyadi, Edi, dkk. Sigap Biologi 2B. Bandung : CV. Karya Iptek
Kusumaatmaja. Muhamad. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar